Minggu, 19 Mei 2013

#Berbagi ala Aviva Rusda

Assalamualaikum~
Bismillah~ 
ucapan pertama yang terucap ketika menulis karya tangan yang merupakan hasil pengolahan panca indera pengelihatan yang bersinergi dengan perasaan ketika saya seorang mahasiswi baru menginjakan kaki di tengah tengah tempat yang sama sekali belum pernah saya bayangkan sebelumnya.
Jika di berikan pertanyaan 3 kata untuk tempat seindah itu. Maka dengan spontan diri saya pribadi akan mengataka indah menawan menapjukan. Tetapi ketika pertanyaan ini datang “3 kata untuk pendidikan disana?”, saya dengan spontan juga mengatakan “kurang, begitu kurang, dan tertinggal”.
Subhanallah~ 
di tengah keramaian Jakarta dengan begitu kemewahan dan tatanan gemerlap keelokan tempat yang kita sebut dengan ibu kota, tetapi segaris arah tempat di dekatnya, tidak begitu jauh bahkan! Sudah melampaui batas kekurangan dari sebuah tempat yang sedang terjalankannya sebuah kegiatan belajar. Benar! Pendidikan~ pendidikan yang kita rasakan di Jakarta sangat berbanding terbalik, bahkan jauh berbeda ketika kita rasakan di tempat ini.

Kekayaan alam yang sangat melimpah bukan sebuah jaminan pedidikan bisa masuk dan menjadi landasan terciptanya anak anak penerus bangsa yang memiliki ilmu yang melimpah di tempat ini. TIDAK! Jelas TIDAK! Ini terbukti dari desa yg saya tapaki kemarin dari tanggal 10-13 mei. Subhanallah~ di tengah bergelimpangan kekayaan alam yg hijau dan melimpah.. tetapi masih saja ada sekolah yg sangat amat kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah sekitar.

Apa karna lokasi yg jauh dari kota? Apa karna jalanan yg susah di tuju? Atau karna daerah terpencil? BUKAN ALASAN! Jika saja pemerintah mau sedikit menyentuh dan melihat di dalamnya, mereka akan menyesal bilamana mereka tidak memperhatikan tempat yg menurut saya pribadi memiliki potensi melahirkan banyak penerus bangsa yg berpendidikan dari tempat.

Tidak udah bertele tele~ langsung ke pokok utamanya. Kenapa saya bilang pemerintah seharusnya perduli akan tempat tersebut! IYA!!! Karna semangat dari anak-anak yg bersekolah disana. Ada alasan lain?! Jelas banyak!! Tetapi alasan yg mendasar yg sangat amat bisa kita ambil dan kita sadari adalah semangat mereka para anak-anak yg masih mau belajar untuk duduk dan membaca di ruang kelas sekolahnya, menerima ilmu dengan kondisi yg menurut saya pribadi sangat amat memprihatinkan. Jika  kita melihat ke jaman modern seperti ini. Tanpa Teknologi, dengan buku yg seadanya, bangunan yg tanpa jendela, dan gedung yg hampir roboh bisa saya simpulkan. LUAR BIASA! Mereka tetap mau datang dan belajar di kala kondisi mereka seperti itu.

Mengeluh pun mungkin menurut mereka adalah hal yg sia sia. Mengeluh tak akan membuat semua nya berubah. Bisa diliat oleh saya pribadi, tak satupun kata keluhan keluar dari celotehan polos mereka, hanya senyuman bahagia dan kepolosan yg suci yg mereka perlihatkan kepada saya. Subhanallah.

Bahagia rasanya bisa memberikan sedikit ilmu kepada mereka, walaupun saya tau ilmu yg saya berikan masih terbilang standar. Tapi bangga rasanya ketika mereka menerimanya dan menghargainya dengan memberikan senyum polos tersebut. Smangat yg mereka tularkan kepada saya~ akan saya simpan disini, di diri saya. Mereka semua mengajarkan saya untuk “Tetap hidup, Tidak mengeluh, Tetap berjalan ketika gelap, dan Bergegas ketika terang, Menggapai ketika sampai”. Smangat yg di tularkan kepada saya.. akan tetap terus saya simpan. Saya yakin mereka semua yg disana, atau salah satu atau bahkan semuanya yg ada disana akan sukses. Amin~ tanamkan smangat itu pada diri kita. kita beruntung, pantaskah kita mengeluh? Mereka yg disana pun tidak mengeluh. Malu~ ketika kita yg lebih beruntung dari mereka harus mengelu. Hentikan mengeluh! Hidup, Berjalan, Bergegas, Sampai, dan Gapailah! Itu yg saya dapatkan dari senyuman surge mereka anak-anak desa gunung batu.
Wassalam~

0 komentar:

Posting Komentar